Langsung ke konten utama

PENDIDIKAN BERBASIS VIRTUAL, PEREKAT EMOSIONAL KELUARGA

 



Oleh : Moh. Humaidi*

Sudah saatnya kita menyadari akan hadirnya hidayah ilahi rabbi, berangkat pagi pulang sore, terkadang lembur sampai dini hari, ia lupa kewajiban seorang ibu kepada buah hatinya, ia lupa kewajiban seorang ayah kepada anaknya, tidak sedikit buah hatinya dititipkan ke pembantu, sudah tidak tahu proses pembentukan karakter anaknya. Mereka sebagai orang tua hanya berkeinginan kelak anak-anaknya menjadi insinyur, dokter dan rentetan gelar yang lain yang akan membawa dirinya menjadi orang besar. Mereka hanya berharap goal endingnya, padahal proses pembentukan kepribadiannya menuju akhir sangat menentukan pembentukan karakter anakanya.

Maka sangat wajar bukan lagi rahasia yang bisa ditutup tutupi karena bisa dipastikan walaupun masih ada orang baik di dalamnya, setiap pejabat pasti terjerumus kedalam lubang tendensi dan lain sebagainya, pertanyaannya, apakah mereka tidak berpendidikan? Tidak bergelar?, jawabannya mereka semua bertitel dan bergelar? kenapa mereka berani melakukan ini dan itu? Karena satu, mereka butuh goal ending tidak butuh proses. Dan bisa dipastikan orang -orang yang demikian itu terbentuk karena salah pada proses pola asuh dan proses pendidikannya.

Hampir enam bulan sejak Allah mengirim bala tentaranya berupa virus, hampir semua sektor kehidupan lumpuh, walau sudah diberlakukannya new normal tapi sektor pendidikan tidak ada kepastian, mulai kapan pendidikan ini normal tanpa di bayang-bayangi rasa takut yang mengancam.

Keresahan orang tua sudah mulai merebah, mereka dituntut bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, disisi lain mereka harus menemani pendidikan virtual anaknya yang notabeni harus ada pendampingan darinya. 

Rasa resah inilah yang tidak bisa dielakkan, tidak jarang anaknya diikutkan les sebagai tanda tidak berdayanya orang tua dalam menghadapi dua deminsi ini, bekerja dan melayani anak.

Di sini Rasulullah SAW. hadir mengingatkan kita kembali sebagai orang tua bahwa  Ibu Adalah Madrasah pertama, hadits ini mengajarkan bahwa seorang ibu adalah sosok yang mampu melahirkan generasi yang unggul, karakter bicara, dan perbuatannya. Hadits ini juga menggambarkan bahwa rumah adalah tempat yang efektif dalam membuntuk karakter anak, bagaimana dia seharusnya bersikap, bertutur, dan dari sinilah mereka merekam dan melihat kehidupan yang sesungguhnya.

Nah, sesuai arahan kemendikbud tentang pemberlakuan proses KBM (kegiatan belajar mengajar) selama pendemi berupa pendidikan berasis virtual, yaitu pembelajaran via internet. Tidak sedikit orang tua yang mengeluh  karena mereka juga di tuntut bekerja dan menemani anaknya dalam belajar.

Jika proses ini diselami dan di telaah kembali maka seyogyanya orang tua bersyukur karena ada waktu di mana mereka bisa berlama-lama dengan anaknya dalam ikatan emosional, yang tanpa sengaja keakraban dan keharmonisan hubungan orang tua dan anak terjalin.

Disinilah momentum melahirkan generasi berkarakter sangat memungkinkan.

Mari jadikan pendidikan berbasis virtual ini menjadikan orang tua lebih sabar dan tabah karena yang kalian bimbing hari ini, dihadapan kalianlah surga menanti, karena hasil bimbingan yang diselimuti rasa ikhlas, dan penuh sabar akan mengangkat derajat kedua orang tuanya kelak  di hadapan Allah Swt. Dan pada saat yang sama orang tua berkesempatan mentransfer nilai yang positif kepada anaknya, karena sesungguhnya dialah harta yang berharga bagi kedua orang tuanya, karena dialah yang mampu menyalamatkan dirinya dari jilatan api neraka, selain 'Amal sholeh dan Ilmu yang bermanfa'at.

Rasululkah SAW. bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).

* Pendidik, Dai dan Ketua Depertemen Pengkaderan Syabab Jawa Timur.

Komentar

  1. Masya Allaah... Keren Ust, Memberi motivasi pada kami orang tua untuk lebih bersabar pada kondisi sekarang.

    BalasHapus
  2. Serasa di ingatkan kembali kepada fitrah ibu,,,Maturnuwun Ustadz

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...