By. : Moh. Homaidi*
“Biarkan, inilah ibadahku, jangan menyuruhku sholat cukup ingat Allah toh? Sanggahnya kepadaku. Aku kaget mendengarnya. Karena pada saat yang sama aku mendengar adzan dikumandakan, akupun pamit menuju Masjid.
Setelah aku balik, ia melanjutkan keyakinannya : “Bahkan aku tidak berharap pergi ke Makkah, karena pulang dari sana ujung-ujungnya urusan dunia ingin dipuji, dipanggil Haji dst. Tidak sedikit dari mereka rebutan dan seolah menyembah batu.” Itulah sepenggal perbincanganku dengan salah satu kerabat, saat silaturrahim satu pekan yang lalu. Aku yang mendengarnya sesak nafas, sesekali bergumam “wah bahaya ini!”
Ia sudah merasa mampu berbuat lebih daripada orang lain, sebab usahanya lancar, dan dagangannya laris, sehingga sedikit congkak dan mudah mengucilkan orang lain.
Diakhir ungkapannya ia menegaskan bahwa “Surga bisa dirasakan di Dunia, butuh ini dan itu semua ada, dari pada orang yang ngakunya sholat, ahli ibadah tapi sering mengeluh, masih ghibah, dan namimah, bahkan mau bayar hutang saja bingung, bukankah itu neraka Dunia?” Sanggahnya lagi.
Untuk sementara aku tidak menjawab secara gamblang karena saat itu suasana silaturrahim, khawatir menyinggung. Terlebih pada saat itu ada orang tua kedua setelah orang tua kandung. Tapi aku berharap beliau dapat membaca ulasan singkat ini.
Materialisme
Kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme". "Materi" dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak".
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus.
Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di Prancis pada masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron d'Holbach yang mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak.
Jiwa sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.
Ciri-ciri Paham Materialis
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
• Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
• Tidak meyakini adanya alam ghaib.
• Menjadikan pancaindra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
• Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
• Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
• Adalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.
Fir’unisme
Jika kita memiliki pemikiran saya bisa merubah segala sesuatu dengan ilmu yang dimiliki sangat memungkinkan menjadi Fir’un masa kini. Ia berkata kepada Nabi Musa “Aku adalah Tuhan, bisa mematikan dan menghidupkan manusia dengan bala tentaranya”.
Allah SWT berfirman yang artinya : "Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".
Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".
Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila". Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".
Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". (QS asy-Syu'araa' : 23-29)
Syaikh Muhammad bin Khalil Haras mengatakan, "Fir'aun pura-pura bodoh dengan Rabb semesta alam dan menanyakan kepada Musa tentang hakikat dan sifatNya.
Ucapan pengingkaran Fir'aun dinyatakan tatkala dikabarkan oleh Musa tentang hakikat Rabb kepada para pembesar-pembesar yang hadir bersamanya: Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?".
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan mereka mengingkari adanya Tuhan Yang Maha Pencipta, dan meyakini bahwa tiada tuhan bagi mereka selain Fir'aun.
Dulu yang ngaku Tuhan dan bisa merubah segalanya, akhirnya mati tenggelam di lautan dengan bala Tentaranya. (QS. Yunus : 90)
Wahai saudaraku, hindarilah sifat dan karakter Fir’un, dengan menganggap diri mampu, ilmu luas, harta berlimpah, seakan bisa merubah segalanya. Ia lupa bahwa semua akan kembali kepada sang pencipta Allah SWT.
Hindarilah prasangka yang menipu, ingatlah kelak semua akan dipertanggung jawabkan, dengan demikian kita akan mudah memenuhi panggilan Allah tuk melaksankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu .
Komentar
Posting Komentar