Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Jama'ah Menguatkan Aqidah

  Oleh : Moh. Homaidi * Pada dasarnya seseorang mempunyai kecondongan untuk berjama'ah atau berkelompok. Karena yang demikian itu merupakan fithrah manusia. Dalam sebuah kisah diceritakan, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab dalam salah satu isi khutbahnya berkata: “Siapa di antara kalian menginginkan kenikmatan surga, hendaklah ia senantiasa komitmen dengan Jamaah.” Dalam kesempatan yang lain, Umar juga berkata: “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada Jama'ah tanpa imamah, tiada imamah tanpa taat dan tiada taat tanpa baiat.” Sebuah keberuntungan apabila seseorang berjama'ah dalam kebaikan, sehingga menghantarkan orang lain lebih baik, baik dalam aqidah, ibadah, dan ijtima'iyyah (sosial). Dan merupakan kerugian besar jika dalam berjama'ah lebih lebih mementingkan diri, bahkan merusak kelompok lain. Maka pentingnya membentuk diri pribadi yang militan agar tidak ikut-ikutan dalam pusaran kesalahan di masyarakat. Ustadz Abdurrahman menegasakan saat memberikan arah...

Disiplin Pangkal Kesuksesan

  By. : Moh. Homaidi* Siapa yang tidak kenal dengan Bj Habibie? Ia seorang ahli pesawat dan terkenal dengan Bapak Teknologi Indonesia.  Tentu sebutan ini tidak serta merta keluar karena kecondongan perorangan, atau lembaga tertentu. Tapi karena ketekunan dan kedesiplinan beliau dalam belajar sehingga menemukan “Teori Carack” terkait hitungan retakan dan atom Pesawat. Dikutip dari buku B.J. Habibie Sebuah Biografi, Fatimah Fayrus, (2023:15), dalam sejarah Indonesia, nama BJ Habibie tidak bisa dipisahkan dari kesuksesan dan kemajuan bangsa ini. BJ Habibie menemukan teori Crack (crack propagation theory) yang akhirnya diberi nama rumus Faktor Habibie. Rumus Faktor Habibie adalah rumus yang digunakan untuk menghitung keretakan hingga atom pesawat pesawat terbang. Dengan perhitungan yang benar, peralatan pesawat terbang bisa menjadi kuat dan efisien. Penelitian BJ Habibie ini sangat penting karena pada saat itu masih banyak terjadi kecelakaan pesawat akibat kegagalan struktur. Rumu...

Guru Sejati Yang Dinanti

  By. : Moh. Homaidi * Pendidikan merupkan pilar peradaban, dan menjadi tolok ukur maju dan mundurnya sebuah Negara. Jika ingin memiliki kualitas yang unggul dari segala bidang, baik hukum, ekonomi, maupun sosialnya, perhatikan pendidikan.  Jika Pendidikannya baik dan menjunjung tinggi harkat kejujuran maka segala bidang aktivitasnyapun baik, tapi sebaliknya jika yang terjadi kecurangan dan kebohongan maka tinggal menunggu waktu kehancuran Negerinya. Berbicara Pendidikan, tentu tidak lepas dari sosok seorang Guru. Guru bagian variabel penting dalam menentukan sukses tidaknya moral anak bangsa. Karena pada dasarnya Anak ibarat kertas putih terserah mau dituang tinta warna apa? Hitam atau putih, garis lurus atau bengkok.  Sebab dari tangan lembutnyalah akan lahir Hakim yang bijaksana, melalui keiskhlasanya akan tumbuh dan berkembang seorang Pengusaha yang Dermawan. Dan dari ketegasannyapun akan lahir seorang Jendral yang sigap, dan tangguh serta siap memimpin Bangsa. Jasa, ...

Bahaya! Tiga Akar Dosa Membawa Petaka

  Oleh : Moh. Homaidi* Kejadian memilukan menimpa seorang Da'i, ia mengemban tugas di Kota Palang Karaya, Kalimantan Selatan. Qodarullah pada hari Ahad (12/5) si Ustadz pulang kampung karena ingin memperingati 100 hari meninggal Ibunya. Pada saat yang sama ia meninggalkan Istri tercinta dan ke empat Anaknya.  Kejadian nahaspun tidak terelakkan saat si Ustadz masih di kampung halaman, musibah menimpa Istrinya. Berdasarkan cerita si Ustadz, pada Selasa Malam (14/5) sekitar jam 23.00 ada seorang anak laki-laki yang masih duduk di kelas 8 masuk ke dalam rumahnya, diduga ia akan mencuri tabungan teman-temannya yang tersimpan di dalam Kamar. Ketahuan ada orang asing masuk ke dalam rumahnya, Istri Ustadz tersebut teriak histeris karena ketakutan, si pencuri pun panik, berbagai cara dan upaya ia lakukan mulai pengancaman hingga menakut-nakuti dengan pisau hingga akhirnya musibahpun datang, si Ustadzah tertusuk, benar saja setelah itu teriakan terhenti. Para warga mulai berdatangan dan...

Ibadah, Bukti Kesyukuran

  By. : Moh. Homaidi* Jika dilingkungan kerja, dan bertetangga masih ditemukan keluh kesah saudara seiman, dengan mengatakan “bukankah aku sudah sholat dan berbuat baik, serta sabar, tapi kenapa keadaanku masih mengalami kesulitan, miskin dan jauh dari pekerjaan layak?” Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan ibadahnya, baik sholat dan sabarnya. Karena kedua ibadah tersebut merupakan landasan seseorang dikatakan sholeh hati dan perbuatannya. Hanya saja fatal jika ibadah-ibadah tersebut menjadi tolok ukur seseorang menjadi kaya, sehat, dan rezekinya selalu lapang. Habib Novel Alaydrus mengatakan “Ibadah bukan ukuran kaya atau miskin, bukan ukuran menjadikan seorang sehat atau sakit, tapi rezeki itu kalau orang kenal Allah, itu rezekinya luar biasa.” Beliau menambahkan, “Seseorang yang beriman dan taat, serta rajin beribadah, maka itulah nikmat yang paling besar dan keistimewaan dari Allah SWT.”  Maka bersyukulah orang yang memiliki keistimewaan tersebut. Karena hal itu masuk ...