Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Pentingnya Pendidikan Islam Dalam Membentuk Manusia Seutuhnya.

By. : Moh. Homaidi* Jika kita menemukan fakta di beberapa dekade terakhir bahwa lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam nyaris dengan harga mahal, fasilitasnya lengkap, bersih, dan rapi, serta kurikulumnya syarat nuansa krakter. Bebas dari campur tangan penguasa dan orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Mampu mengokohkan akidah dan melestarikan syari'at.  Walau pembiayaannya mahal tapi lembaga tersebut menjadi pemburuan utama oleh orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang bermoral dan berakal. Tapi tidak sedikit orang yang menganggap lembaga Islam berkonotasi bisnis dan syarat proyek. Dr. Adian Husaini menegaskan saat menjadi pameteri di salah satu Webinar yang di selenggarakan oleh Departemen Pendidikan Hidayatullah Pusat. Dalam pesannya menyebutkan bahwa, "lembaga pendidikan Islam harus mahal karena di sana Anak didik dipahamkan cara wudlu' dan sholat yang benar". Bukan hanya untuk jurusan dunia tapi sampai akhirat yaitu surga". Tambahnya....

Manusia Terbagi Menjadi Tiga Bagian

By. : Moh. Homaidi* Merupakan kebahagiaan jika kita termasuk orang yang menjadi subyek kebaikan, kehadirannya menjadi solutif dan produktif. Menjadi kepercayaan semua pihak, dan ringan tangan. Seharusnya kita tidak alergi dengan bantuan, disaat orang lain butuh bantuan maka kita sambut dengan sumbaringah, tanpa ada pikiran jasa dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya kebaikan itu akan kembali kepada dirinya. Dalam kitab Nashaihul Ibad Lukman Al Hakim berkata kepada Anaknya : " Wahai anakku sesungguhnya manusia terbagi menjadi tiga bagian, sepertiga milik Allah, sepertiga milik diri sendiri, dan sepertiga milik Cacing ". Pertama , sepertiga milik Allah adalah kemampuan seseorang menjaga kemaluannya, sebab itu menjadi tolok ukur seseorang terjaga dari perkara maksiat. Kedua , sepertiga milik dirinya adalah perbuatan yang dilakukan seseorang menjadi pribadi yang mampu melahirkan jiwa yang berbudi luhur dan bijak. Seseorang yang mudah menerima bantuan dan memudahkan urusan oran...

Meneladani Sosok Tangguh Yang Penuh Tanggung Jawab

By. : Moh. Homaidi* Setiap tanggal 12 Rabi'ul Awal Ummat Islam diingatkan dengan lahirnya sosok penyalamat dunia, pembawa perubahan, penyamaan derajat sosial, dan mengedepankan keadilan. Dialah Muhammad Ibni Abdillah, sejak di kandungan beliau sudah yatim, miskin papa. Setelah lahir diasingkan dari kota menuju Desa agar mendapatkan lingkungan sosial yang baik dan sehat, serta mendapatkan tata bahasa yang baik. Setelah umur 6 tahun beliau ditinggal Ibunda tercintanya, di susul Kakek dan Pamannya yang senantiasa melindungi. Mereka  yang talah mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab.  Sosok Paman beliau sangat memberikan  kenyamanan dan keamanan, selalu melindungi atas nilai dakwah yang di bawanya, walau saat itu dianggap mengancam penguasa Kafir Quraisy. Tiada seorang pun yang berani menghalangi. Tapi sekarang semua sudah tiada, hanya Allah yang menjadi tumpuan harapannya. Berkat kesungguhan dan komitmennya memegang Amanah beliau mampu menalukkan Kota Makkah yang disebut d...

Dahsyatnya Didikan Seorang Ayah, Walau Sudah Tiada Gertakannya Terus Terngiang

By. : Moh. Homaidi* Seorang Ibu datang menemui saya guna berkunsultasi terkait pentingnya pendidikan dalam rumah tangga, sekaligus beliau mengenang semangat sosok Ayah yang tangguh, dan penuh tanggung jawab.  Disiplin keilmuannya tinggi, setiap hari saya dan kakak sebelum mandi dan sarapan harus mengerjakan tugas. Dan ayah pasti menyampaikan ke Ibu “jangan disuruh makan dan mandi kalau belum usai mengerjakan tugas”. Kenangnya. Bahkan di usia yang cukup senja, umur 70-an. Beliu tetap semangat bekerja. Walau sudah saya bilangin, saya sudah bisa cari uang sendiri, tapi beliau merasa punya hutang kepada Allah karena saya belum nikah, seraya berkata ”selama kamu belum nikah nduk, kamu tetap tanggung jawabku”. Ini yang membuat saya terharu. Didikan itu terasa, ketika beliau sudah tiada. Ternyata ayah sangat menginginkan agar anak-anaknya menjadi orang hebat dan penuh dengan tanggung jawab, akunya. Besar keinginan untuk mendidik anak-anak saya minimal seperti beliau, syarat disiplin keilm...

Jangan Salah Menaruh Harapan!

  By. : Moh. Homaidi* Tema di atas cukup mengelitik, "Jangan salah menaruh harapan!". Kepada siapa kita menaruh harapan? apakah harapan itu sudah tersampaikan kepada orang yang benar atau sebaliknya. Jika salah sasaran menautkan harapan maka berujung petaka, kecewa dan gundah pasti menyelimuti. Apa yang menjadi target akan sirna. Amru bin Qis Al Mala'i berkata : " Jika Anda melihat seorang pemuda di awal pertumbuhannya bersama Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka silahkan Anda menautkan harapan. Namun bila Anda melihatnya bersama ahli bid'ah, maka pesimislah. Sebab, pemuda itu ditentukan oleh awal pertumbuhannya ".  Kebiasaan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, salah dalam memposisikan dirinya, maka rusaklah krakter baiknya. Sebab terbentuknya krakter sikap dan tutur sangat dipengaruhi oleh pergaulan. Pemuda yang senantiasa bersama orang baik, berupa ahlus sunah dapat dipastikan lebih menjaga diri dari kebinasaan berupa maksiat dan kefasikan. Hati dan pikiran, ...

Spirit Menulis Dan Keimanan

  By. : Moh. Homaidi* Seorang teman bertanya, bagaimana cara menulis yang baik dan benar? Gampang, jawabku.  Pertama , harus punya idola, siapa yang menjadi rujukan, sehingga tahu gaya penulisannya.  Kedua , mentor. Kehadiran seorang mentor dalam menulis sangat diperlukan, karena ia yang akan mengontrol dan membimbing terkait polesan serta keistiqomahan di dalamnya.  Jika dua hal ini bisa kita miliki besar kemungkinan menjadi penulis handal mudah diraih. Hanya saja untuk mendapatkan idola memang harus tumbuh dalam diri untuk belajar dengan baik dan maksimal.  Sehingga ia bisa memadukan beberapa gaya penulisan, jika ini dapat dilakukan maka langkah pertama sudah diraih, selanjutnya butuh teman yang siap membimbing. Berikutnya tulislah apa yang menjadi renungan dan harapan, jadilah diri sendiri dengan krakter tulisan. Jika sudah selesai kirimkan ke mentor agar segera mendapat respon. Tetap semangat apapun hasilnya, jangan mender, apalagi lemah semangat pupuslah ha...

Nikmatnya Penebar Kebaikan

By. : Moh. Homaidi* Tadi siang saya kedatangan orang tua yang putrinya alumni di lembaga tempat saya berjuang.  Kebetulan hari ini Sabtu (23/23) adalah waktu pengambilan Ijazah, tanda bahwa ananda resmi sebagai Alumni angkatan pertama, karena telah menerima surat tanda kelulusan. Seperti biasa orang tua silih berganti bedatangan serah terima berkas, sebelum beranjak pamitan mereka bercerita tentang kesan selama ananda di SD Integral Al Fattah. Tapi orang tua yang satu ini luar biasa sabar, seraya terus menyampaikan ucapan terimkasih kepada lembaga karena apa yang telah di tanamkan selama 6 tahun benar-benar meresap. Diantara yang sangat terasa oleh beliau semangat berprestasi diberbagai event, hafal Al Qur'an dan Adab, termasuk diantaranya menjaga hubungan lawan jenis, antara mahram dan bukan mahram, tegasnya. Kebetulan tempat lanjut sekolah ananda yang bersangkutan di SMP yang berbasis Islam, termasuk salah satu SMP favorit di kota tersebut, tapi sayang ada guru yang memakai jilba...

PANGGILAN BAIK MENUAI KASIH SAYANG

  By. : Moh. Homaidi* Seorang kakak tampak marah saat mendengar adiknya memanggil nama panggilannya, Zainab, dimana Zainab? Diiringi dengan suara kencang. Ibunya yang ada di belakang "dapur" sengaja diam, ingin tahu reaksi kakaknya yang barusaja dipanggil namanya. Benar saja si kakak yang semula diam di kamar, keluar sambil mendobrak pintu seraya bersuara lantang “kenapa kamu jambal”? sanggahnya. Adik yang santai seolah tidak ada apa-apa kaget, seraya berusaha berdalih, “tadi aku panggil kakak tidak nyahut, giliran aku panggil namanya nyahut” he..he. kilahnya. Agar tidak berlarut-larut, Ibunya datang menghampiri, berusaha menengahi duduk permasalahan yang baru saja terjadi, seraya menyuruh adik agar minta maaf ke kakak, dan tidak mengulangi lagi, pintanya. “iya”, jawab adik. Sekelumit adegan di atas adalah kejadian yang kurang baik, apapun alasannya yang jelas cukup dengan memanggil kakak saja urusan sudah usai. Tapi nyatanya dalam prakteknya tidak semudah itu, perlu ada kese...

Nikmatnya Bertahan Dalam Perjuangan

By. : Moh. Homaidi* Suatu hari ada seorang teman yang ngajak keluar dari perjuangan dengan semangat menggebu-gebu, seraya berkata, "Berjuang itu tidak harus fokus dalam satu organisasi, lebih dari satu tentu lebih bagus, dan tambah banyak saudara", rayunya . Ini ada lembaga yang lebih profit dan menjajikan serta butuh sosok yang terampil, kehadiran kader sangat menentukan langkah kedepan. Sekilas statmen tersebut benar, tapi ketika ditelesik lebih dalam timbul pertanyaan yang serupa, untuk apa banyak berkiprah dalam beberapa varian organisasi kalau kita hanya mencari hidup di dalamnya?  Bukan berjuang untuk ummat tapi lebih menghidupkan diri dan keluarga. Inilah racun organisasi yang lambat laun mengikis kekokohannya. Seseorang yang sia-sia hidupnya dia masuk dalam satu organisasi tapi kebiasaannya mengeluh, seakan sulit bersyukur, padahal bagusnya islam dirinya dalam beramal ialah saat mengenal dan masuk di dalamnya. Imam Al Hasan Bashri berkata : “Di antara tanda-tanda All...

Tentukan Sikap Sebelum Terlambat

  By : Moh. Homaidi* Suatu hari saya menerima pesan dari seorang teman, isi pesan itu berharap agar saya bersedia menjadi khotib di salah satu Masjid yang berdekatan dengan Ma'had yang sangat terkenal di Kota tersebut. Akan tetapi pada saat yang sama saya masih ada kegiatan yang tidak mungkin ditinggal yaitu rapat rutinan lembaga. Kebetulan evaluasi  program dilaksanakan setiap hari jum'at, waktu yang tersedia cukup singkat. Sementara teman ini meminta kepastian segera memberi keputusan antara siap atau tidak? Di satu sisi saya tidak bisa memastikan rapat ini selesai sebelum sholat jum'at sekitar jam 11-an, belum lagi persiapan dan lain sebagainya. Saya pun kepikiran perasaan teman karena diminta segera mencari pengganti Khotib yang berhalangan. Rasa dan pikiran mulai berkecamuk, bismillah dengan tekad bulat saya sampaikan ke teman tersebut, "in syaa Allah saya siap". Diapun mengucapkan terimakasih atas kesediaannya, dan bahkan dia berharap kedepan selalu siap saa...

HADAPI HIDUP DENGAN IMAN DAN RASA SENANG

  By. : Moh. Homaidi* Tadi siang saya kedatangan tamu dari salah satu Ma’had yang kebetulan dia juga salah satu alumni di lembaga yang saya tekuni sekarang. Seakan baru kemaren dia masih aktif di sekolah ternyata sekarang sudah menjadi alumni. Hidup ini sangat cepat, pertumbuhannya pun melebihi saya tambah gemuk dan tinggi. Saya bergumam semoga ilmu yang Ustadz/ah berikan bermanfa’at. Saya tidak menyiakan-nyiakan waktu yang ada untuk memberi nasehat kepadanya, dengar dan ikuti perintah kedua orang tua, sholatlah tepat waktu, dan patuhlah atas perintah Guru, janganlah kamu membuat mereka sedih dan kecewa. Hadapi ilmu dengan senang, apapun materinya, karena itu kunci manfa’atnya sebuah ilmu, tegas saya. Diapun mengiyakan. Silih bergantinya waktu dan hari akan memberikan perubahan tersendiri bagi penggunanya, baik perubahan yang baik atau sebaliknya buruk, na’udzubilla.  Tapi jangan sedih, apalagi putus asa. Teruslah berusaha menjadi yang terbaik karena itu merupakan roda kehidup...