Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Kesempatan Berkarya

By. : Moh. Homaidi* Tidak banyak orang yang mampu memanfa'atkan waktu sebaik-baiknya, terkhusus saat bertemu dengan komunitas yang baik dan bijak. Terkadang hilang seiring tidak memegang amanah yang sesuai. Spirit turun, dan melemah, kenangnya hanya mengeluh dan duka. Padahal jika orang tersebut termasuk golongan yang bijak, dia tetap semangat dalam berkarya, tidak harus menunggu tugas amanah. Maka ketika mendapat amanah berupa komunitas, atau organisasi, belajarlah banyak dari perkumpulan tersebut. Karena amanah itu bejangka, sesuai waktu yang di tetapkan. Luangkan untuk merenung, kira-kira pada kesempatan ini, apa yang harus aku pelajari dan kembangkan. Jangan kemudian diam, hanya ikut arus. Hal ini sesuai dengan nesehat Imam Hasan Al-Bashri yang berbunyi, “Anak Adam! Kalian bukanlah apa-apa kecuali hanyalah sebuah hitungan hari. Setiap kali hari itu lewat maka sebagian darimu pun pergi menghilang”.  Nasehat tersebut memberi pesan kepada kita, betapa berharganya waktu yang ada. H...

Stabilitas Estafet Kepemimpinan

  By. : Moh. Homaidi * Pada dasarnya tidak ada yang sanggup menerima amanah, apalagi sampai puncak. Karena dia tahu banyak yang akan menjadi tanggung jawab, dan harus dipertanggung jawabkan. Bukan sebaliknya, merebut kekuasaan untuk kepentingan diri dan golongannya, apalagi sampai meghalalkan berbagai cara, na'udzubillah . Terlebih jika ada kaitannya dengan ekonomi, seakan tanpa kekuasaan hidupnya akan hampa dan dijauhi orang banyak. Parahnya dia tidak peduli tanggung jawab yang sesungguhnya. Sampai mengahancurkan nama baik lawan politiknya, demi meninggikan elektabilatasnya. Hati-hati jika ada bakal calon yang punya gelagat demikian. Karena jelas akan merugikan dan menyangsarakan. Pilihlah bakal calon yang punya latar belakang baik, dan harum namanya. Dengan ciri mementingkan kepentingan umum daripada golongannya. Bahkan jika ada kesempatan mundur dia pilih mundur, dan memilih orang lain agar jadi pemimpin. Hal ini ditegaskan oleh Ustadz Suhadi, saat memberi sambutan penutupan pad...

Menjaga Keharmonisan Melalui Komunikasi

  By. : Moh. Homaidi* Begini ustadz saya adalah seorang perempuan yang sudah pernah menikah. Pernikahan saya sebelumnya baik-baik saja, tidak pernah terjadi kekerasan, suami sangat sayang kepada saya. Suami saya seorang tentara, demi karirnya  yang cukup mensilaukan, dia harus melengkapi persyaratan pasangannya. Perlu diketahui saya adalah istri sirrinya. Suami ingin mensahkan pernikahan yang baik ini. Akhirnya perlengkapan syarat pernikahan mulai di cari, termasuk data keluarga saya. Na'udzubillah, ternyata kakek saya termasuk garis merah atau Partai Komunis Indonesia (PKI), sehingga rencana pernikahan sah di batalkan. Suami sangat berat melepaskan saya, tapi khawatir karir suami terhambat. Akhirnya sesuatu yang tidak diinginkan pun terjadi, saya di telak suami, dan di kembalikan ke jawa, karena sebelumnya saya ikut suami bertugas ke luar jawa. Keluarga suami sangat berat melepaskan saya. Sampai keluarga suami ingin menjodohkan saya dengan orang lain, tapi saya belum siap dan...

Jiwa Militansi

  By. :  Moh. Homaidi* Mendengar kata militan, pikiran dan hati seakan menggemuruh. Tergambar jenggot panjang, jidat hitam, dan celana cingkrang, serta berkifikir kaku.  Kenapa gambaran negatif yang muncul di tengah Masyarakat? Karena sebagian orang menuduh golongan tersebut sulit bergaul, dan pilih-pilih teman. Padahal jenggot panjang, jidat hitam, dan celana cingkrang, bagian dari sunnah. Hanya saja terkadang ada oknum yang kurang bertanggung jawab, sehingga syari'ah menjadi kambing hitam. Salah satu contohnya, mudah mentandzir atau menyalahkan orang lain. Sehingga wajar terjadi saling tuduh antar orang atau golongan. Sehingga tersebar fitnah, terjadilah tidak suka antar satu dengan yang lain. Padahal Ustadz Abdurrahman, menyampaikan saat mengisi Silaturrahim Rayon (Silat) Tapalkuda pada Sabtu, (27/23), beliau menegaskan pentingnya seseorang mempunyai jiwa militan. Karena militan itu adalah, pertama , responsif. Cepat tanggap, segera bersikap, dan tidak menunda waktu. K...

Takaran Sehatnya Organisasi

  By. : Moh. Homaidi* Spirit sebuah organisasi, terletak sajauhmana pengurus menjaga kederisasi, yang malahirkan pengganti yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan menejerial. Layak atau tidaknya seseorang menjabat di posisi tertentu, harus lewat prosedur yang ada, di samping keilmuan dan keimanan, yang tidak kalah pentingnya track record selama berorganisasi. Karena hal ini sangat berpengaruh kepada sikap, dan arah organisasi selanjutnya.  Takaran sehatnya organisasi dapat diukur, apakah sesuai padoman organisasi (PDO) atau menunggu kebijakan intruksi atasan. Tentu kita hilangkan khawatiran terjadinya like and dislike. Karena di berbagai organisasi besar yang ada, sudah terjadi hal yang demikian. Bukan hanya itu, interest pertemanan bahkan kekeluargaan lebih di utamakan, daripada kesiapan kader. Terlebih  pragmatisme many. Siapa yang paling menggiurkan tawarannya itu dipastikan menang. Sehingga wajar terjadi permainan yang kurang sehat, sering serang antar kader, terakhir or...

Berjiwa Pemimpin

  By. : Moh. Homaidi* Ketika mendengar kata pemimpin, seakan terngiang sosok tegas, tangkas, dan main  intruksi. Apalagi bagi bawahan yang belum tuntas tugas dan tanggung jawabnya, jangankan bertemu, mendengar nama, atau suaranya saja sudah ogah. Menghindar pilihan terakhir. Padahal kalau ingin ada kemajuan, dan komitmen untuk pengembangan diri. Tentu harus siap diingatkan, otok kritik, dan mengakui kesalahan. Bukan malah balik debat, yang ujung-ujungnya capek. Hal ini sangat sederhana, cukup diperbaiki kekurangannya, dan optimalkan tugas.  Ustadz Abdurrahman Muhammad, mengatakan ciri pemimpin yang hebat itu, dia siap dipimpin. Jika seseorang siap mengikuti sistem yang di bangun, dan siap mengembangkan, ini adalah ciri sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Lanjut pimpinan umum Hidayatullah tersebut, menegaskan "dan orang yang sudah siap dipimpin, maka barang tentu dia sudah siap menjadi pemimpin".  Disiplin Seorang pemimpin yang berkualitas sangat memperhatikan...

Tidak Ada Yang Abadi

  By. : Moh. Homaidi Selama kita hidup di Dunia, semua akan sirna dan kembali ke sedia kala, berupa ketidak adaan. Muda, atau tua, akan mengalami akhir dalam kisah hidupnya. Apakah dia sebagai pelajar, pejabat, petani, pedagang, pengusaha, guru sampai penguasa.  Sekarang sebagai orang yang mendapat amanah, manfaatkan waktu yang ada untuk memberikan hal yang lebih. Tidak sebaliknya, ingin mengeruk dan berupaya melanggengkan kekuasaannya. Ketahuilah, ibarat buah yang awalnya manis, karena masih muda. Tapi pada saatnya dia akan menua, dan membusuk akhirnya jatuh. Begitu pula sebuah jabatan, bagaimana agar perbuatan selalu di kenang, dan menebar manfa'at. Walau akhirnya jabatan teralihkan, dan jatah hidup sudah habis, kebaikan itu akan selalu harum semerbak.  Inilah yang menyebabkan banyak orang  mendoakan, dan berharap agar Allah menghadirkan sosok yang sifat dan krakternya sama. Rasa sakit yang kita derita pun semua akan berakhir, dan kembali pulih. Maka bersabarlah de...

Tinggal Kenangan

  By. : Moh. Homaidi Baru pulang dari Sekolah, sekitar pukul 17.00 sore menjelang maghrib. Kebetulan tadi menyambut tamu yang sama-sama masih diamanahi di pengurus wilayah Pemuda Hidayatullah Jawa Timur (Pemhida-Jatim). Setelah bersih diri, alhamdulillah masih sempat buka Al Qur'an, membaca QS. Al Waqi'ah. Setelah itu baru ambil smartphone dan buka whatsapp.  Tiba-tiba ada hal tidak terduga, di group IKA STAIL Nasional, ada tulisan yastarji' dan permohonan do'a. Dengan seksama aku baca, ternyata yang meninggal salah satu Dosen yang pernah mengajari aku dulu saat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya. Percaya atau tidak yang namanya kematian adalah misteri, tidak memandang muda atau tua. Sakit atau sehat, jika jatahnya sudah tiba, maka tidak dapat diundur apalagi di majukan.  Beliau adalah Ustadz Furqon, demikian para Mahasiswa memanggilnya. Di samping itu beliau juga sebagai pengasuh Mahasiswa. Bawaannya yang santai, kutu buku, refe...

Syukur Yang tak Terukur

  By. : Moh. Homaidi* Selepas sholat dhuhur berjama'ah, seperti biasa aku dan para Asatidzah duduk berlingkar, hal ini dilakukan setiap hari senin. Kegiatan ini merupakan halaqoh wustha DPD Hidayatullah kota Batu. Yang menarik pada halaqoh kali ini, saat tausyiah di sampaikan materi "nikmat tidak terhingga". Ustadz Humam yang bertugas memberi tausyiah menyinggung nikmat yang kita dapatkan hari ini. Ustadz yang bertugas sebagai Bendahara DPD tersebut, mengajak merenung. Bagaimana sulitnya mengapresikan keislaman orang-orang Muslim di Huigur. Di sana di sediakan tempat khusus bagi orang yang melaksanakan sholat, puasa, ngaji, apalagi berdakwah. Melaksnakan ibadah sendiri saja di ringkus, diasingkan ke tempat khusus, apalagi mengajak orang lain, tambahnya. Pada setiap tempat, dan sudut ada sisiTV yang siap meradar dan merekam aktivitas  penduduk. Masjid dan tempat keislaman menjadi musium, siapa saja boleh masuk, tidak usah lepas alas kaki. Jika ada yang bertanya "kamu ...

Antara Hobi Dan Kemauan

  By. : Moh. Homaidi* Selepas sholat Isya' aku mendapat pesan dari abang senior khususnya dibidang tulis menulis, dia mengirimkan ulasan singkat tentang "Hobi dan Kewajiban". Dia beragumen, kurang setuju dengan orang yang menulis tentang hobinya, "Hobi, senang membaca". Orang yang tidak hobi membaca berarti tidak mau membaca. Dia menyamakan hobi dengan masak, orang yang tidak hobi masak, bararti tidak makan. Temanku berharap, agar kegelisahanya ini di kupas, berdasarkan analisis dan referensi yang representatif. Aku pun mencoba menulis hal yang lain, dengan tema "membaca itu adalah warisan sunnah yang terlalaikan" , dia pun kurang puas, berharap Hobi itu harus diangkat. Akhirnya aku memcoba menganalisa serta mencari referensi, akhirnya aku buka tentang "Hobi". Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bahwa arti Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang. Artinya kegiatan ini bukan kegiatan inti dalam kehidupan sehari-har...

Warisan Yang Terlalaikan

  By. :  Moh. Homaidi* Ummat Islam bertahan sekian abad lamanya, disebabkan karena melestarikan warisan. Apa warisan yang dimaksud? Ialah ilmu. Para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, para ulma' kholaf dan salaf, senang menuntut ilmu. Tanpa melihat profesi, baik sebagai petani, pedagang, tabib/dokter, dan profesi yang lain. Bagaimana Umar bin Khottab, sebagai petani tidak menghalangi dirinya untuk senang belajar. Abdurrahman bin 'Auf, sebagai pengusaha sukses, tidak segan membawa dan membaca mushaf saat di perjalanan.  Termasuk juga jajaran Tabi'in sampai 'Ulama'  Ibnu Sina seorang tokoh Islam ahli kedokteran, dan banyak tokoh Islam yang mengusai keilmuan sampai ilmu astronmi sekalipun. Bagaimana agar kita mendapatkan ilmu?ialah dengan senang membaca, gemar, dan femiliar dengannya. Bahkan diri menjadi candu. Dan tidak jarang kita dapatkan mereka rela kelaparan hanya untuk membeli kitab atau buku. Taruhlah Pendiri Hidayatullah, Ya Allah yarham Ustadz Abdu...

Sabar Kemuliaan Yang Tertinggi

  By. : Moh. Homaidi* Sering kita dapatkan, orang-orang yang bawaannya santai dan santun. Gaya bicaranya teratur, runtut. Setiap kata penuh makna. Tidak mudah guyon, dan mampu membawa dirinya ke arah yang lebih baik, dengan bukti pada setiap pergaulan kehadirannya di tunggu. Tapi tetap tegas saat melihat kemungkaran terjadi di tengah masyarakat. Berjiwa dermawan, dan tidak segan-segan memberi makan kepada orang yang membutuhkan. Tentu hal ini, membuat orang yang mendengar dan melihatnya terpesona, dan berharap agar dirinya punya karakter dan jiwa yang demikian. Jika tidak dirinya, maksimal anak keturunannya. Karakter ini pernah di peragakan oleh Shabat dekat Nabi Muhammad SAW., Abu Bakar As-Siddiq.  Ramah terhadap tamu, gaya bicaranya santun, serta dermawan. Tegas terhadap kemungkaran, hal ini terbukti ketika diangkat menjadi khalifah, ada kaum sindiq. Beliau langsung terjun dan menumpas keberadaannya. Abu Bakar kekinian walau tidak sama, minimal ada kemiripan, bapak Dahlan Is...

Sikap Hormat, Tuntutan Orang Sehat

  By. : Moh. Homaidi* Kewajiban seorang yang lebih muda menghormati yang lebih tua, begitu pula yang tua menghargai yang lebih muda. Jika dalam bermasyarkat hal tersebut terlaksana, maka barang tentu tatanan guyub rukun akan terasa. Ketentraman akan dirasakan berasama. Lalu bagaimana dengan seorang pelajar?, mereka mengatasnamakan golongan orang yang sudah belajar, tapi pada saat kelulusan mereka berbondong-bondong naik sepeda motor, baju yang semula putih bersih menjadi warna- warni. Bunyi kanalpot yang cukup menyita perhatian pengendara lain di gunakan, terdengar suara teriakan sebagai puncak kesenangan. Laki-laki dan perempuan campur aduk, duduk dalam satu kendaraan. Mereka sudah tidak mengerti arti halal dan haram. Tentu jika dalam keaadaan seperti ini, mereka diingatkan  pun sudah tidak peduli, bahkan orang yang berani mengingatkan, hanya dianggap angin berlalu. Parahnya, pada yang sama tawuran pun tidak terelakkan. Merasa diri dan gengnya paling hebat. Kebut-kebutan pun ...

Bermental Juara

  By. :  Moh. Homaidi* Baru saja Bangsa Indonesia, merayakan kemenangan Sea Games pada selasa, (16/2023), dan meraih emas. Setelah membantai Thailand dengan score 5-2.  Disinyalir pada tahun 1987 Indonesia pada Sea Games yang sama pernah merayakan kemenangan. Tapi setelah itu, tidak pernah merayakan lagi, menunggu kurang lebih 32 tahun, bangsa Indonesia meraih emas kembali. Selamat Negeriku. Aku bangga sebagai anak bangsa Indonesia, karena para pemuda Garuda memabawa nama harum bangsa. Walau harus berjuang, melewati ketegangan yang cukup panjang. Tapi, jika dalam jiwanya terpatrai mental  juara. Keadaan dan sitausi apapun, ketenangan dan fokus pada cita-cita tetap terjaga, hingga raih juara. Walau sempat terjadi adu jotos antar pemain, dan official. Yang akhirnya wasit terpakasa mengeluarkan kartu merah bagi mereka. Siapa yang tidak emosional? Diujung tanduk kemenangan. Secore kembali diraih pemain Garuda, kericuhan pun tidak terhindarkan. Maka dibutuhkan, mental jua...

DAHSYATNYA MEMBUKA DIRI DALAM KEBENARAN

  By. : Moh. Homaidi* Sebuah keberuntungan bagi siapa yang membuka diri untuk orang lain. Mau mendengar, melihat, dan merubah apa yang kurang baik.  Dengan ciri tidak menutup diri, mau berbagi, dan siap membantu orang lain. Termasuk diantaranya tidak mudah marah, selalu tebar senyum. Dan menjauhi orang  yang menyukai permusuhan demi harta duniawi. Menghindari sikap privasi, yang menyebabkan hati tidak peduli.  Kenapa hidup ini serasa sempit, hidup selalu terpenuhi masalah, ujian, cobaan silih berganti. Seakan tidak bertepi, dan kemana kita harus menepi? Menepilah kepada kebenaran, dan kejujuran.! Taruhlah, baru-baru ini viral. Seorang jaksa yang kebetulan seorang perempuan. Dia memeras orang tua, yang anaknya tersangkut kasus Narkoba. Mulai dari harga 100 jt, sampai turun menjadi 80 jt, dan kesepakatannya boleh di cicil.  Orang tua korban tetap merasa tidak sanggup. Negosiasi terus di lakukan, mulailah bukti pemerasan tersebar. Pihak kejagung pun langsung bergar...

Siswa-Siswi Kelas VI SD Integral Al-Fattah Mengikuti Ujian Sekolah

  Kota Batu - Pada hari senin (15/23) Siswa/i SD Integral Al-Fattah mengikuti ujian sekolah (US). Terlihat wajah sumberingah dan semangat, tampak saat Ananda mengikuti apel pagi. Kepala Sekolah yang turut hadir, memberi spirit, berharap; Ananda belajar dengan sungguh-sungguh, jaga kesehata. Tidak ada nyontek menyontek.  Pemuda asal Madura tersebut menekankan dengan tagline "Jujur Yes, Nyontek No". Dengan harapan, selama Ananda mengikuti ujian tidak ada desas desus nyontek. Nilai bagus murni hasil upaya sendiri. Kegiatan ini merupakan akhir ujian sekolah, yang akan dilanjutkan dengan pengambilan ujian praktek. Sekaligus menjadi penentu nilai rata-rata. Rencananya, kegaiatan Ujian Sekolah (US) ini, berlangsung selama kurang lebih enam hari (hari kerja), senin - selasa (15-23/23). Semoga Ananda mampu menjawab dengan baik dan maksimal, serta mendapat nilai yang memuaskan, amin.[]/ Humed* *Aktivi Sosial dan Pendidik

Beruntungnya Anak Yang Berbakti

  By. : Moh. Homaidi* Siapa yang tidak ingin mengabdi dan merawat orang tua yang pernah melahirkan dan membesarkan dirinya.  Tapi apalah kata, jika ada orang tua, taruhlah ayah yang tidak tahu menahu kabar keluarga, istri dan anak-anaknya?. Ada seorang anak yang sebenarnya berat menceritakan kejadian keluarganya. Karena desakan si penulis, akhirnya ia pun bercerita. Dia mengawali ceritanya dengan isak tangis, dadanya sesak, air matanya pun menghiasi kisah sedihnya.  Anak perempuan ini sudah berumur 21 th. Hidup bersama ayah, ibu dan adiknya, karena hanya dua bersaudara. Dia mengaku, ayahnya baru satu tahun ini jauh lebih sadar dari sebelumnya. Berkenan sholat, dan tinggal di rumah. Karena sebelumnya si ayah, tidak di rumah, hampir tujuh tahun tidak pulang. Pulang - pulangnya bawa kabar buruk, karena seiring ayahnya satu tahun di rumah, tiga pekan yang lalu. Ada seorang wanita yang datang mencari nama ayahnya. Anehnya, si wanita ini bawa seorang anak kecil, yang ngakunya h...

Nikmatnya Menghargai Orang Lain

  By. : Moh. Homaidi* Manusia adalah makhluk sosial, butuh berintraksi dan bergaul, baik dengan keluarga, teman kerja, dan masyarakat. Maka diperlukan adab-adab berintraksi, mulai berhadap-hadapan saat berbicara, menatap, menjawab saat di sapa, dan senyum saat ketemu.  Salah satu kasusnyaa, terkadang saat diajak bicara, sibuk dengan smart phonenya. Sibuk dengan laptopnya, terkadang juga memperhatikan ke arah yang lain. Bahkan bagaimana sikap saat menerima problem, itu menjadi penentu kedewasaan seseorang. Semua itu terkumpul dalam satu kesimpulan, "belajarlah menghargai orang lain". Banyak orang yang salah dalam menyikapi problem, sehingga membuat dirinya kurang di hormati, dan di jauhi. Teguran Allah SWT pernah mengingatkan Nabi Muhammad SAW., sekaligus teguran karena pernah bermuka musam saat beliau menjamu tamu ternama kaum Quraisy, tiba-tiba datang salah seorang sohabat, dia adalah Ummi Maktum. Disinyalir, Ummi Maktum memiliki kekurangan tidak bisa melihat, bawaan saat la...

Berjiwa Besar

  By. : Moh. Homaidi* Untuk menjadi peribadi yang berjiwa besar tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena rata-rata ini adalah bagian orang-orang pilihan. Sebagaiaman yang sampaikan Dijrjen badan keuangan daerah Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si. Saat ceramah di depan puluhan Kepala Sekolah SD dan SMP se Kota Batu. Beliau menegaskan bahwa "saya sampai mendapatkan posisi dan gelar ini, karena melalui banyak ujian, mulai keluarga, sampai tempat kerja."  Tuntas fitnah yang satu, datang yang lain. Terus silih berganti bak nafsu ingin makan, kenyang, lapar, kenyang lagi. Terangnya. Hanya orang yang berjiwa besar yang mampu membendung itu, melalui sabar, dan tabah. Jika ada problem, fokuslah pada solusi, jangan fokus pada masalah. Karena itu akan menumbuhkan keputusasaan. Tutupnya. Netral Agar hidup ini tidak sempit, berfikrlah netral, terlebih pada perkara politik. Netral tidak terlihat condong kepada kelompok tertentu. Sebab jika terlihat condong lebih mudah terlibat permusuhan. ...

Jadilah Pribadi Berharga

By. : Moh. Homaidi* Terkadang orang lain tidak butuh apa yang kita sampaikan, yang mereka butuhkan pembuktian dan penghargaan. Jangan kita menuntut lebih orang lain, jikalau diri belum mampu memenuhi apa yang seharusnya terpenuhi. Wajar saja, jika kita mendapati orang lain bermuka musam, sulit menebar senyum. Bisa jadi ada hal yang pernah kita perbuat sementara diri belum sempat. Segera intropeksi diri, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sementara kita adalah makhluk sosial yang notabeni berkolaburatif. Ubah diri Dalam kitab Taisir Al Khallaq karangan Hafidh Hasan Al Mas'udi. Dalam sebuah sya'irnya disebutkan : "Ada tiga perkara yang membuat seseorang tidak berharga. Pertama,  tidak menepati janji. Kedua, t idak berbagi harta. D an yang ketiga, tidak menjaga rahasia hati". Keterangan tersebut mengingatkan kita bahwa, bagaimana mungkin seseorang akan mendapat penghargaan, semantara dirinya selalu mengingkari janji yang telah di sepakati, bisnis hancur, ...

Mental Pejuang

  By. Moh. Homaidi* Di siang hari Kepala Sekolah SD-SMP se Kota diundang oleh Diknas untuk menghadiri arahan Dirjen Bina Keuangan Daerah. Sebut saja Dr. Agus Fatoni, M.Si asal lampung. Beliau bercerita masa kecilnya, dari keluarga yang kurang mampu. Jangankan berpendidikan tinggi untuk makan saja cukup karena orang tua petani. Tempat tinggalnya jauh dari kota, dan jalanannya penuh lumpur, terlebih saat hujan. Bertambah lengketlah lumpurnya, tambahnya. Tapi teman-teman di kampungnya yang serba berkecukupan, bahkan juga pintar. Mereka tidak mau sekolah, bahkan sampai sekarang mereka tinggal di Kampung sebagai seorang petani.  Sebagian tetap hidup sama orang tuanya walau sudah berkeluarga, karena masih berpangku tangan, tidak berani untuk lepas dengan orang tuanya, terangnya. Akhirnya, beliau menegaskan bahwa, harta melimpah, fasilitas cukup, dan punya nasab baik tidak ada jaminan seseorang  bermental juang dan juara, tutupnya. Yang menentukan sukses seseorang bermental peju...

Niat Baik Tidak Cukup

  By. : Moh. Homaidi* Ada teman jauh datang menemui saya, sudah lama tidak ketemu. Panjang lebar dia bercerita.  Di ujung perbincangan itu, dia mengaku kesel kepada salah seorang Ustadz, yang ujuk-ujuk mengingatkan dirinya agar mendirikan sholat, tentu dengan nasehat yang cukup panjang, ngakunya. Akhirnya, si teman saya tidak terima atas apa yang di dengarnya. " Kamu ini siapa?, mau nyuruh-nyuruh, orang tua bukan apalagi saudara. " Hardiknya. Ternyata pertemuan dengan si Ustadz ini, membuat dirinya menjadi renggang, dan terkesan malas ketemu dengan orang yang berkedok Agama. Tutupnya. Saya yang mendengarkan ini, seakan tersambar petir di siang bolong. Telinga memanas, dan wajah pun mulai tegang. Sambil saya beristighfar, seraya menata hati. Dan berharap semoga beliaunya segera mendapat hidayah, dan ridha Allah SWT. Mengajak orang lain untuk berbuat baik, mengingatkan, dan membimbing. Ternyata tidak cukup dengan niat baik. Taruhlah, ujuk-ujuk menyampaikan. Tidak mau tahu, nant...

Hadiah Terindah

  By. : Moh. Homaidi * Terkadang kita kurang bersyukur atas apa yang telah dimiliki, bukan hanya memiliki tapi juga meraskan. Karena betapa banyak orang yang memiliki, tapi belum bisa merasakan. Taruhlah rumah, sudah lama di idam-idamkan. Sudah lama menabung, dan hasinya banyak. Lalu yang bersangkutan beli tanah, terus bangun rumah. Setelah itu, yang bersangkutan sakit-sakitan, akhirnya  innaalillah orangnya meninggal.  Tidak berselang lama, setelah sang istri melalui masa iddah, dia pun menikah lagi dengan laki-laki asing. Tentu rumahnya beralih kepemilikan, siapa yang merasakan? Ternyata orang lain, orang asing yang sejak awal tidak tahu menahu dari mana sumber dana, usaha dan lain sebagainya.  Bukan berarti penulis melarang untuk menabung untuk hari esok. Penulis sangat mendukung itu, hanya saja bisa di kelola dengan hal yang lebih baik, bukan hanya untuk urusan dunia, tapi juga untuk urusan akhirat. Bukan berarti penulis melarang untuk menabung kehidupan hari es...

Takaran Rezeki

By. : Moh. Homaidi* Seakan diri tidak puas dengan apa yang sudah di raih. Ingin lagi yang lebih dan seterusnya. Beberapa hari yang lalu aku pergi ke rumah teman, dulu pernah seperjuangan. Sudah lama tidak ketemu. Itupun berkunjung karena sambang bayinya. Aku lihat dia kontrak tempat di dekat jalan raya sekaligus buka toko kelontong. Bincang-bincang ringan dimulai, hingga perbincangan berat. Omset kurang lebih per hari 4-5 jt. Membuat telinga yang mendengar seakan tidak percaya. Setelah diusut ternyata sehari-semalam non stop buka terus atau 24 jam. Bahkan ada temannya yang menimpali ini dikenal dengan tetangganya Indomadu, apa itu? Tanyaku.  Indomaret Madura, jawabnya. Aku yang mendengarnya tertawa, kok bisa? Iya, karena ini buka siang malam, tidak kalah dengan Indomaret, sambungnya. Tersulut Siapa yang tidak tersulut, tergugah mendengarnya, ada rasa ingin yang menggebu, bahkan besok langsung buka toko, harapnya. Tapi ingat kembali yang namanya rezeki sudah ada takarannya, jangan k...